Prinsip Transformasi Kebijakan untuk Mengatasi Beban Masalah Stunting dan Wasting

Hari, tanggal   :    Rabu, 16 Oktober 2024
Waktu             :    10.00-12.00 WIB
Metode            :    Online melalui Zoom Meeting

  Rundown Kegiatan

Waktu (WIB)

Agenda

Narasumber

10.00 – 10.05

Pembukaan (MC)

Monita Destiwi, MA

10.05 – 10.15

Sistem Digital Kebijakan untuk Menekan Beban Masalah Stunting dan Wasting dalam Transformasi Kebijakan Kesehatan

Monita Destiwi, MA

10.15 – 10.40

Pemaparan Materi
Pemahaman tentang Stunting dan Wasting: Definisi, Dampak, dan Kondisi di Indonesia

Dr. Rina Pratiwi, MSi.Med.,Sp.A(K)
Dokter spesialis anak di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

10.40 -11.05

Transformasi Kebijakan Kesehatan: Pendekatan Intersektoral dan Terpadu dalam Mengatasi Masalah Stunting dan Wasting

dr. Jusi Febrianto, MPH
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga

11.05 – 11.35

Pembahas

  1. Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes
    Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada
  2. Direktorat Gizi dan KIA, Kementerian Kesehatan RI

11.35 – 11.55

Diskusi

 

11.55 – 12.00

Penutup dan Tindak Lanjut

 

 

 

Prinsip Transformasi Kebijakan untuk Mengurangi Beban Penyakit Katarak

Hari, tanggal   :    Selasa, 15 Oktober 2024
Waktu             :    13.00-15.00 WIB
Metode            :    Online melalui Zoom Meeting

  Rundown Kegiatan

Waktu (WIB)

Agenda

Narasumber

13.00 – 13.05

Pembukaan (MC)

Ester Febe, MPH

13.05 – 13.35

Keynote Speaker

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid
(Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia)

13.35 – 14.20

Materi
Backlog Kasus Katarak dan Target CSR di Indonesia

dr. Yeni Dwi Lestari, SpM(K), MSc
Kepala Divisi Oftalmologi Komunitas, Departemen Ilmu Penyakit Mata FKUI-RSCM.

14.20 – 15.05

Pembahas

  1. Tatakelola Pelayanan Katarak di Indonesia
  2. Organisasi Profesi sebagai katalis peningkatan ekuitas pelayanan katarak di Indonesia
  3. Strategi pencapaian CSR gobal sebagai bagian dari target nasional (CSR 3000)
  1. dr. Indra Kurnia Sari Usman, M.Kes
    (Ketua Tim Kerja Gangguan Indera dan Fungsional)
  2. Prof. dr. Budu, Ph.D, Sp.M (K), M.MedEd
    (Ketua Perdami Pusat)
  3. Prof. dr. Muhammad Bayu Sasongko, M.Epi., Ph.D., Sp.M
    (Ketua Departemen Mata FKKMK UGM)

15.05 – 15.45

Diskusi

Moderator: M. Faozi Kurniawan, SE, MPH

15.45 – 16.00

Penutup dan Tindak Lanjut

 

 

 

Prinsip Transformasi Kebijakan untuk Mengurangi Beban Penyakit Diabetes Melitus

Hari, tanggal   :    Rabu, 16 Oktober 2024
Waktu             :    10.00-12.00 WIB
Metode            :    Online melalui Zoom Meeting

  Rundown Kegiatan

Waktu (WIB)

Agenda

Narasumber

10.00 – 10.05

Pembukaan (MC)

Candra, MPH

10.05 – 10.25

Keynote Speaker

dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D.
(Wakil Menteri Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia)

10.25 – 10.55

Materi
“Strategi Transformasi Kebijakan Kesehatan untuk Mengatasi Beban Diabetes Melitus di Indonesia”

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D.
(Guru Besar FK KMK Universitas Gadjah Mada)

10.55 – 11.25

Pembahas

  1. “Implementasi Kebijakan Nasional Pengendalian Diabetes Melitus: Tantangan dan Peluang di Era Transformasi Kesehatan”
  2. “Peran BPJS Kesehatan dalam Mendukung Pelayanan Kesehatan Komprehensif bagi Penderita Diabetes Melitus”
  3. “Inovasi dan Kolaborasi Daerah dalam Mengatasi Beban Diabetes Melitus: Perspektif dari Provinsi Kalimantan Timur”
  1. dr. Esti Widiastuti M, MScPH
    (Ketua Tim Kerja Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)
  2. Dr. dr. Mahlil Ruby M.Kes
    (Direktur Perencanaan Pengembangan dan Manajemen Risiko BPJS Kesehatan Pusat)
  3. Dr. dr. H Jaya Mualimin, Sp.Kj, M.Kes, MARS
    (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim)

11.25 – 11.50

Diskusi

Moderator – Candra, MPH

11.50 – 12.00

Penutup dan Tindak Lanjut

Moderator

 

 

Prinsip Transformasi Kebijakan untuk Mengurangi Beban Penyakit Jantung

Hari, tanggal   :    Selasa, 15 Oktober 2024
Waktu             :    13.00-15.30 WIB
Metode            :    Online melalui Zoom Meeting

  Rundown Kegiatan

Waktu (WIB)

Kegiatan dan narasumber

13.00-13.05

Pembukaan

13.05-13.55

Presentasi

  1. Sistem Digital Kebijakan Jantung untuk Menekan Beban Penyakit dalam Transformasi Kebijakan Kesehatan
  2. Strategi Kebijakan untuk Menekan Beban Penyakit Jantung
    dr. Real Kusumanjaya Marsam, Sp. JP(K) – Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FK-KMK UGM

13.55-14.25

Pembahasan

  1. dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular – Kementerian Kesehatan
  2. dr. Lily Kresnowati, M.Kes – Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan – BPJS Kesehatan
  3. dr. Retno Erawati Wulandari – Kepala Dinas Kesehatan – Kota Surakarta

14.25-14.55

Diskusi

14.55-15.00

Penutup

 

 

 

 

Filantropi dalam Perawatan Paliatif untuk Penyakit Kanker, Jantung, Stroke, dan Uronefrologi

  Pendahuluan

Pelayanan paliatif merupakan pelayanan medis yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang menghadapi penyakit yang mengancam jiwa. Pendekatan ini bukan hanya berfokus pada penanganan gejala fisik, tetapi juga mencakup aspek psikososial dan spiritual, baik bagi pasien maupun keluarganya. Menurut World Health Organization (WHO), pelayanan paliatif adalah suatu pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarganya yang menghadapi masalah terkait penyakit yang mengancam kehidupan, melalui pencegahan dan pengurangan penderitaan dengan cara identifikasi dini, penilaian, dan pengobatan nyeri serta masalah-masalah lain baik fisik, psikososial, maupun spiritual [1].

Di Indonesia, kebutuhan akan pelayanan paliatif semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penderita penyakit kronis dan terminal, seperti kanker, jantung, stroke, dan penyakit degeneratif lainnya. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi penyakit kronis di Indonesia meningkat setiap tahunnya yang berdampak terhadap permintaan akan pelayanan paliatif yang komprehensif dan berkualitas semakin meningkat [2].

Filantropi sebagai wujud kontribusi sukarela untuk kesejahteraan masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pelayanan paliatif. Melalui dukungan finansial, pengembangan program-program inovatif, dan penyediaan sumber daya, filantropi dapat membantu memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas layanan paliatif di berbagai daerah. Peran filantropis baik individu maupun lembaga menjadi krusial dalam menjembatani kesenjangan yang ada dalam sistem pelayanan kesehatan terutama di bidang yang masih belum mendapat perhatian memadai seperti pelayanan paliatif [3-5].

Forum Nasional Filantropi Kesehatan dengan tema “Filantropi dalam Perawatan Paliatif untuk Penyakit Kanker, Jantung, Stroke, dan Uronefrologi” diselenggarakan oleh Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada untuk menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan, filantropis, praktisi kesehatan, pemerintah, dan organisasi masyarakat untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, dan merumuskan strategi bersama. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelayanan paliatif, memperkuat kolaborasi lintas sektor, serta mendorong kontribusi filantropi yang lebih signifikan dan berkelanjutan dalam mendukung pelayanan paliatif di Indonesia [6-8]. Melalui forum ini, diharapkan akan terjalin sinergi yang lebih baik antara berbagai pihak, tercipta inovasi-inovasi baru dalam pelayanan paliatif, dan terwujudnya komitmen bersama untuk menghadirkan layanan yang lebih berkualitas dan komprehensif bagi mereka yang membutuhkan. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama mewujudkan sistem pelayanan kesehatan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan pasien dan keluarganya, serta mendukung mereka dalam menghadapi tantangan akhir kehidupan dengan lebih bermartabat dan berdaya [9-12].

  Tujuan Kegiatan

  1. Mengeksplorasi peranan organisasi profit dan non profit dalam pelayanan paliatif di Indonesia.
  2. Mengidentifikasi peluang kemitraan antara sektor filantropi dan swasta dalam mendukung pelayanan paliatif.
  3. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam program-program pelayanan paliatif.
  4. Mengevaluasi dampak inisiatif filantropi terhadap kualitas pelayanan paliatif di Indonesia.
  5. Mendorong inovasi dalam pengembangan program pelayanan paliatif melalui kolaborasi lintas sektor.

  Waktu Kegiatan

Hari, tanggal   :    Rabu, 16 Oktober 2024
Waktu             :    13.00-15.30 WIB
Metode            :    hybrid melalui Zoom Meeting dan PKMK FK-KMK UGM

  Rundown Kegiatan

Waktu (WIB)

Kegiatan

13.00 – 13.10

Registrasi

13.10 – 13.15

MC menyambut pembicara dan peserta
MC menjelaskan tentang susunan acara

13.15 – 13.20

Pengantar dan Pembukaan Forum Nasional Filantropi
Dr. dr. Jodi Visnu, MPH

13.20 – 15.00 WIB

Diskusi Panel: Mekanisme Sistem Pembiayaan pada Perawatan Paliatif
Moderator: Dr. dr. Jodi Visnu, MPH. (PKMK FK-KMK UGM, RS Panti Rapih Yogyakarta) 

Penghematan Biaya Perawatan Pasien Kanker melalui Konsultasi Tim Paliatif di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
Dr. dr. Rudi Putranto, SpPD, Subsp.Psi.(K), M.P.H. (RSCM) 

Best Practise Pembiayaan dan Filantropi untuk Paliatif di Inggris
dr. Teguh Kristian Perdamaian, MPH. (The University of Edinburgh)

Mekanisme dan Peluang Filantropi untuk Paliatif dengan Platform Crowdsourcing
Riska Ramdani, M.IKom (Yayasan Kitabisa)

Pembahasan
  • ⁠Prof. Christantie Effendy, S.Kp., M.Kes. (PSIK FK-KMK UGM)
  • ⁠Dr. dr. Maria Astheria Nunik Witjaksono, MPallC. (RSK Kanker Dharmais)

14.40 – 15.00 WIB

Sesi Tanya Jawab dan Diskusi

15.00 – 15.15 WIB

Pengumuman dan Kesimpulan

15.15 – 15.20 WIB

Penutup

 

  Narahubung

Konten : Mashita (PKMK FKKMK UGM)

 

 

 

Inovasi Penyediaan Tenaga Kesehatan dalam Penanganan Kanker, Jantung, Stroke, dan Uro-Nefro (KJSU) di Rumah Sakit di Wilayah Indonesia Timur

  Pendahuluan

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan, telah mencanangkan transformasi layanan rujukan dengan fokus pada penguatan penanganan penyakit kanker, jantung, stroke, dan uro-nefro (KJSU). Transformasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di seluruh negeri, terutama dalam penanganan penyakit-penyakit yang menjadi penyebab utama kematian dan morbiditas tinggi di Indonesia.

Sebagai bagian dari upaya ini, Kementerian Kesehatan telah memetakan rumah sakit ke dalam sistem pengampuan KJSU, yang terdiri dari kategori rumah sakit paripurna, rumah sakit utama, dan rumah sakit madya. Sistem pengampuan ini melibatkan berbagai sektor, termasuk pengampuan tenaga kesehatan, dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua rumah sakit yang terlibat mampu memberikan layanan KJSU yang optimal.

Isu tenaga kesehatan dalam layanan KJSU menjadi sangat krusial, mengingat bahwa Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan anggaran untuk penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Namun, meskipun sarana prasarana tersebut telah disiapkan, tantangan utama tetap terletak pada penyediaan tenaga kesehatan yang memadai, baik dari segi jumlah, distribusi, maupun kompetensi. Tenaga kesehatan yang kompeten sangat dibutuhkan untuk memberikan pelayanan KJSU yang berkualitas, dan ini menjadi perhatian utama dalam sistem pengampuan.

Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan di rumah sakit pengampu KJSU menjadi semakin kompleks, terutama karena selain tugas rutin, terdapat tugas pengampuan yang berpotensi meningkatkan beban kerja tenaga kesehatan. Kompleksitas ini semakin bertambah apabila rumah sakit pengampu tersebut juga ditunjuk sebagai Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama Pendidikan Dokter Spesialis dan/atau Sub-Spesialis (RSP-PU).

Di tengah upaya pemenuhan tenaga kesehatan, penyediaan tenaga kesehatan masih menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Kebijakan terkini menawarkan berbagai opsi inovasi untuk penyediaan tenaga kesehatan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam konteks Indonesia Timur, penyediaan tenaga kesehatan menjadi isu yang sangat penting untuk didiskusikan. Berbagai kendala teknis, geografis, dan sosial menjadi tantangan bagi para pemangku kepentingan dalam memastikan ketersediaan dan distribusi tenaga kesehatan yang memadai di wilayah tersebut.

Oleh karena itu, Forum Nasional XIV Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) Sesi SDM Kesehatan akan membicarakan berbagai tantangan dan isu strategis terkait penyediaan, distribusi, dan pengelolaan tenaga kesehatan di Indonesia, terutama dalam konteks transformasi layanan rujukan KJSU. Forum ini akan menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, serta merumuskan kebijakan dan inovasi yang dapat mendukung upaya peningkatan kualitas SDM Kesehatan, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas layanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah dengan tantangan geografis dan sosial yang kompleks seperti Indonesia Timur.

  Tujuan Kegiatan

Tujuan umum dari sesi ini adalah untuk memberikan pemahaman menyeluruh dan wawasan strategis mengenai inovasi-inovasi dalam penyediaan tenaga kesehatan yang dapat mendukung peningkatan kualitas penanganan penyakit kanker, jantung, stroke, dan uro-nefro (KJSU) di rumah sakit-rumah sakit yang terletak di wilayah Indonesia Timur.

Tujuan Khusus:

  1. Mengidentifikasi dan menganalisis tantangan-tantangan utama yang dihadapi dalam penyediaan dan distribusi tenaga kesehatan di wilayah Indonesia Timur, dengan fokus pada rumah sakit yang menangani KJSU.
  2. Menyajikan contoh-contoh inovasi dan pendekatan terbaik yang telah diterapkan atau diusulkan untuk memperkuat tenaga kesehatan dalam rangka penanganan KJSU di daerah-daerah dengan keterbatasan sumber daya.
  3. Mengeksplorasi implementasi konkret dari inovasi-inovasi penyediaan tenaga kesehatan dan dampaknya terhadap kualitas layanan kesehatan di wilayah tersebut.
  4. Merumuskan rekomendasi kebijakan yang dapat diadopsi oleh para pemangku kepentingan dalam rangka mengoptimalkan penyediaan dan distribusi tenaga kesehatan di wilayah Indonesia Timur, khususnya dalam konteks penanganan KJSU.

Kompetensi

  1. Peserta mampu memahami strategi penyediaan dan distribusi tenaga kesehatan yang inovatif, khususnya di wilayah Indonesia Timur.
  2. Peserta dapat mengidentifikasi tantangan utama dalam penyediaan SDM kesehatan untuk penanganan Kanker, Jantung, Stroke, dan Uro-Nefro (KJSU).
  3. Peserta memahami peran rumah sakit pengampu dalam mengelola tenaga kesehatan dan dapat memberikan solusi untuk memperbaiki ketersediaan dan kualitas SDM.
  4. Peserta mampu mengeksplorasi pendekatan kebijakan serta inovasi untuk meningkatkan layanan KJSU dengan SDM yang terbatas.
  5. Peserta mampu memberikan rekomendasi kebijakan yang relevan untuk pemangku kepentingan dalam mengoptimalkan penyediaan SDM kesehatan.

  Target peserta

Tenaga Kesehatan

  1. Dokter spesialis jantung
  2. Dokter spesialis neurologi/ saraf
  3. Dokter spesialis urologi
  4. Dokter spesialis bedah (konsultan onkologi)
  5. Dokter spesialis penyakit dalam (konsultan onkologi)
  6. Dokter spesialis radiologi (konsultan onkologi)

Masyarakat umum:

  1. Pengambil keputusan nasional dan daerah
  2. Dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota
  3. Akademisi bidang kebijakan dan manajemen kesehatan
  4. Peneliti, konsultan dan pemerhati bidang SDM Kesehatan
  5. Masyarakat, organisasi profesi, mahasiswa

  Waktu Kegiatan

Sesi ini menggunakan format seminar hybrid, dengan menghadirkan satu orang narasumber dan beberapa orang pembahas. Detail sesi ini diterjemahkan sebagaimana berikut:

  Rundown Kegiatan

Waktu (WIB)

Agenda

Narasumber / Moderator

10.00-10.05

Pembukaan oleh MC dan perkenalan moderator

 

10.05-10.10

Pembukaan oleh moderator, sekaligus pembacaan CV pembicara dan pembahas

Moderator: dr. Haryo Bismantara, MPH.

10.10-10.25

Pengantar: Penyediaan Tenaga Kesehatan untuk Pelayanan KJSU di Indonesia Timur

Narasumber:
Dr. dr. Andreasta Meliala, M.Kes (Ketua PKMK FK-KMK UGM) 

10.25-10.45

Narasumber I: Ketersediaan tenaga kesehatan serta kaitannya dengan layanan dan pengampuan KJSU di Indonesia Timur: Kasus RSUP Dr. Ben Mboi Kupang

Narasumber:
dr. Annas Ahmad, Sp.B, FICS
(Direktur Utama RSUP Dr. Ben Mboi Kupang)

10.45 -11.05

Pembahas I: Inovasi Kementerian Kesehatan dapat menjawab pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan dalam rangka penguatan layanan KJSU di Indonesia Timur

Dra. Oos Fatimah Rosyati, M.Kes.
(Direktorat Penyediaan Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI)

11.05-11.25

Pembahas II: Inovasi perguruan tinggi dalam pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan dalam rangka penguatan layanan KJSU di Indonesia Timur

Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG(K)
(Ketua AIPKI) *(to be confirmed)

11.25-11.55

Diskusi dipandu oleh moderator

Moderator: dr. Haryo Bismantara, MPH.

11.55-12.00

Penutupan oleh MC

 

 

  Narahubung

Konten : –

 

 

 

Peningkatan Layanan KJSU di Indonesia Melalui Klasifikasi RS Berbasis Kompetensi, Kolaborasi, dan Pengampuan Jejaring Rujukan Terstruktur

  Pendahuluan

Penyakit tidak menular (PTM) seperti kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi (KJSU) telah menjadi beban signifikan bagi sistem kesehatan Indonesia. Data dari BPJS Kesehatan menunjukkan bahwa kasus KJSU mendominasi klaim biaya, mengindikasikan tingginya prevalensi dan kompleksitas penanganan penyakit-penyakit ini.

Gambar 1. Biaya Pelayanan Kesehatan JKN  untuk Kasus Kanker, Jantung, Stroke dan Uronefrologi (KJSU)  Tahun 2022  (miliar Rp)

Sumber: BPJS Kesehatan, 2022.

Ketidakmerataan akses layanan yang berkualitas menjadi salah satu tantangan utama dalam pelayanan untuk kasus KJSU di rumah sakit. Variasi kapasitas rumah sakit dalam hal sumber daya manusia kesehatan yang terlatih, sarana & prasarana, serta peralatan yang memadai menyebabkan disparitas pelayanan yang signifikan di berbagai wilayah. Klasifikasi rumah sakit berbasis kompetensi menawarkan solusi potensial untuk mengatasi permasalahan ini.

Dalam konteks ini, klasifikasi rumah sakit berbasis kompetensi menawarkan potensi besar untuk meningkatkan kualitas pelayanan KJSU. Klasifikasi rumah sakit berdasarkan kemampuan dan keahlian spesifik dalam menangani penyakit tertentu, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi rujukan, memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, serta menjamin pasien memperoleh perawatan berkualitas yang sesuai dengan tingkat kompleksitas penyakitnya.

  Tujuan Kegiatan

Secara umum seminar  ini bertujuan untuk membahas mengenai perkembangan upaya penataan pelayanan rujukan untuk meningkatkan kemampuan layanan  Kanker, Jantung, Stroke, dan Uronefrologi di Indonesia.

Tujuan khusus seminar ini adalah:

  • Membahas kebijakan klasifikasi RS berbasis kompetensi untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan KJSU
  • Mendiskusikan implementasi kebijakan, faktor pendukung, dan faktor penghambat pelaksanaan kebijakan pelayanan KJSU: Progress Report Penelitian Implementasi Kebijakan KJSU di Indonesia
  • Merumuskan usulan optimalisasi implementasi klasifikasi RS berbasis kompetensi untuk meningkatkan akses dan mutu terhadap pelayanan KJSU di Indonesia

  Target peserta

Fornas XIV diharapkan dapat melibatkan pemangku kepentingan dari pengambil keputusan, akademisi, penyedia layanan kesehatan, peneliti, pemerhati dan masyarakat secara luas. Detail target pemangku kepentingan yang akan dilibatkan sebagai pembicara dan/atau peserta sebagai berikut:

  1. Pengambil Keputusan/Pemerintah
    1. DPR RI
    2. Kementerian dan Lembaga: Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PAN/RB, Kemenko PMK, Bappenas, Kementerian Sosial
    3. BPJS Kesehatan
    4. BKKBN
    5. BPOM
    6. Gubernur/Walikota/Bupati
    7. Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten, dan Kota
    8. Bappeda
    9. Dinas Sosial
  1. Akademisi (Dosen dan Mahasiswa) di Universitas, Poltekkes dan STIKES
  2. Pengelola Fasilitas Kesehatan (RS dan Puskesmas/Klinik)
  3. Tenaga Kesehatan (Dokter, Perawat dan Bidan)
  4. Peneliti di Pusat Penelitian dan Think Tank
  5. Organisasi Masyarakat Sipil

  Waktu Kegiatan

Tanggal 15 Oktober 2024 secara hybrid
di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, DI Yogyakarta.

  Rundown Kegiatan

Waktu

Topik

Pembicara

10.00 – 10.20

Kebijakan klasifikasi RS berbasis kompetensi untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan KJSU dari aspek Ketersediaan dan distribusi sumber daya

Drg. Yuli Saripawan, MPH
(Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, Kementerian Kesehatan)*

10.20 – 10.40

Kesiapan RS dalam mengimplementasikan kebijakan Rujukan Berbasis Kompetensi untuk mendukung peningkatan akses dan mutu layanan KJSU

Dr. Bambang Wibowo, Sp.O.G, SubSp.K.Fm, MARS, FISQua (Ketua Umum PP PERSI)*

10.40 – 11.00

Kebijakan klasifikasi RS berbasis kompetensi untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan KJSU dari aspek Pembiayaan Kesehatan

Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D.
(Direktur Utama BPJS Kesehatan)*

11.00 – 11.15

Implementasi kebijakan, faktor pendukung, dan faktor penghambat pelaksanaan kebijakan pelayanan KJSU: Progress Report Penelitian Implementasi Kebijakan KJSU di Indonesia

Ni Luh Putu Eka Putri Andayani, SKM, M.Kes.
(Ketua Tim Peneliti Implementation Research KJSU PKMK FK KMK Universitas Gadjah Mada)

11.15 – 11.30

Pembahasan: Usulan optimalisasi implementasi klasifikasi RS berbasis kompetensi untuk meningkatkan akses dan mutu terhadap pelayanan KJSU di Indonesia

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D.
(Guru Besar FK KMK Universitas Gadjah Mada)

11.30 – 11.50

Diskusi

Moderator: dr. Luqman Hakim, MPH

11.50 – 12.00

Kesimpulan dan Penutup

Moderator: dr. Luqman Hakim, MPH

 

  Narahubung

Konten : –

 

 

 

Kebijakan Pembiayaan Berkelanjutan untuk Penyakit Kanker, Jantung, Stroke dan Uronefrologi (KJSU) dalam Sistem JKN: Tantangan dan Peluang

  Pendahuluan

Biaya kesehatan secara global terus meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, peningkatan belanja kesehatan disinyalir telah melampaui laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (GDP). Fenomena ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan layanan kesehatan yang berkualitas semakin mendesak, sementara kemampuan ekonomi untuk menanggung biaya tersebut tidak selalu sebanding. Peningkatan belanja kesehatan ini mencerminkan upaya untuk memperbaiki kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan, namun juga menimbulkan tantangan terkait keberlanjutan pendanaan dan efisiensi penggunaan dana kesehatan. Portal Informasi Indonesia menayangkan tajuk berita “Pelayanan Penyakit Kronis Terus Diperluas” menjadi penguat kebijakan transformasi kesehatan yang sedang dijalankan oleh Kementerian Kesehatan meskipun ada tantangan keterbatasan sumber dana kesehatan.

Kebijakan pendaanan kesehatan menjadi salah satu pilar penting keberlanjutan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia. Penyakit Kanker, Jantung, Stroke, dan Uronefrologi (KJSU) merupakan penyakit katastropik yang mebutuhkan pendanaan yang tinggi. Tantangan dalam pembiayaan berkelanjutan untuk penyakit-penyakit ini masih menjadi isu kritis yang memerlukan perhatian khusus. BPJS Kesehatan menggambarkan bahwa beban penyakit katastropik sangat tinggi memiliki pengeluaran biaya kesehatan paling besar. Kementerian Kesehatan dengan data national health account 2023 (unaudited) menggambarkan kasus stroke dan beban uronefrologi beban dan jumlah kunjungan yang mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Gambar 1. Biaya Pelayanan Kesehatan JKN  untuk Kasus, Stroke dan Uronefrologi (KJSU)  Tahun 2022  (miliar Rp)

Sumber: Kementerian Kesehatan, 2024.

Gambar 1 diatas menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan kasus stoke dan urenefrologi melalui  JKN-BPJS Kesehatan pada 2019-2023 mengalami peningkatan dari sisi belanja dan kunjungan. Tahun 2019 tercatat pada kasus stroke belanja Rp2,7 triliun dengan jumlah kunjungan di FKTL 1,7 juta kunjungan. Angka ini lebih tinggi dari kunjungan di FKTP sebesar 1 juta kunjungan dengan belanja Rp. 0,06 triliun. Tahun 2023 terjadi peningkatan kunjungan di FKTL 3,3 juta dengan belanja 4,2 triliun. Kunjungan di FKTP untuk urenefrologi sebesar 2,4 juta kunjungan dengan belanja

Rp. 0,2 triliun di tahun 2019 dan tahun 2023 kunjungan meningkat menjadi 2,7 juta dengan belanja Rp. 0,4 triliun. Kunjungan untuk urenefrologi di FKTL sebesar 8,5 juta dengan belanja Rp. 8,6 triliun dan tahun 2023 kunjungan menjadi 10,9 juta kunjungan dan belanja Rp. 10,9 triliun. Tinggi belanja dan jumlah kasus dari KJSU seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia dalam kondis tidak sehat. Kondisi ini membutuhkan upaya promotif dan preventif yang lebih intensif. Kementerian Kesehatan melalui transformasi kesehatan mencoba untuk meningkatakan upaya promotif dan preventif dan memeratakan pelayanan kesehatan sampai pelosok untuk menekan pertumbuhan penyakit KJSU ini.

Untuk itu, Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) dengan dukungan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada pada 2024 kembali menyelenggarakan seminar melalui Forum Nasional (Fornas) XIV dengan tema “Kebijakan Pembiayaan Berkelanjutan untuk Penyakit Kanker, Jantung, Stroke dan Uronefrologi (KJSU) dalam Sistem JKN: Tantangan dan Peluang”.

  Tujuan Kegiatan

Secara umum Fornas XIV bertujuan untuk mengindentifikasi tantangan kesehatan dan strategi dalam pelaksanaan transformasi kesehatan untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Tujuan detail lainnya adalah:

  1. Mengidentifikasi dan menganalisis tantangan utama dalam pendanaan berkelanjutan untuk penyakit KJSU dalam sistem JKN.
  2. Mengeksplorasi peluang untuk memperkuat kebijakan pendanaan berkelanjutan bagi penyakit KJSU.
  3. Merumuskan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendanaan berkelanjutan bagi penyakit KJSU dalam sistem JKN.

  Target peserta

Fornas XIV diharapkan dapat melibatkan pemangku kepentingan dari pengambil keputusan, akademisi, penyedia layanan kesehatan, peneliti, pemerhati dan masyarakat secara luas. Detail target pemangku kepentingan yang akan dilibatkan sebagai pembicara dan/atau peserta sebagai berikut:

  1. Pengambil Keputusan/Pemerintah: Kementerian/ Lembaga terkait kesehatan
  2. Akademisi (Dosen dan Mahasiswa) di Universitas, Poltekkes dan STIKES
  3. Fasilitas Kesehatan (RS dan Puskesmas/Klinik)
  4. Tenaga Kesehatan (Dokter, Perawat dan Bidan)
  5. Peneliti di Pusat Penelitian dan Think Tank
  6. Organisasi Masyarakat Sipil ASN

  Waktu Kegiatan

Tanggal 14 Oktober 2024 secara hybrid
di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, DI Yogyakarta.

  Rundown Kegiatan

Pukul (WIB)

Agenda

Penanggung jawab

13.00 – 13.05

Pembukaan (MC)

Via Angraini

13.05 – 13.35

Keynote Speaker
“Kebijakan BPJS Kesehatan untuk Penyakit KJSU untuk Mendukung Transformasi Kesehatan”

Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc. PhD
(Direktur BPJS Kesehatan)

13.35 – 14.05

Perkembangan Penyakit KJSU dalam Sistem JKN – Data Sample BPJS Kesehatan 2015-2022

M Faozi Kurniawan – Peneliti FKKMK UGM

14.05 – 15.05

Pembahas:

  1. Kebijakan KJSU Kementerian Kesehatan
  2. Kesiapan BPJS Kesehatan untuk Kebijakan KJSU Kementerian Kesehatan
  3. Kesiapan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota sebagai Respon Kebijakan KJSU Kementerian Kesehatan
  4. Kesiapan klinisi untuk Pemerataan Pelayanan KJSU di Indonesia
  1. dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular – Kementerian Kesehatan
  2. dr. Lily Kresnowati, M.Kes – Direktur Jaminan Pelayanan – BPJS Kesehatan
  3. Ismono, S.SI.T, M.Kes – Kepala Dinas Kesehatan – Kabupaten Gunung Kidul
  4. Dr. dr. Mohammad Adib Khumaidi, Sp.OT –  Ikatan Dokter Indonesia

15.05 – 15.45

Diskusi

Moderator: Ester Febe, MPH

15.45 – 16.00

Penutup dan Tindak Lanjut

Prof. dr.  Laksono Trisnantoro, M.Sc.PhD
(Staf Ahli Menteri Kesehatan)

 

  Narahubung

Konten : –

 

 

 

Transformasi Kesehatan untuk Meningkatkan Layanan Kanker, Jantung, Stroke dan Uronefrologi dalam Mencapai Tujuan UU Kesehatan, PP Kesehatan dan Indonesia Emas 2045

  Pendahuluan

Berdasarkan laporan Global Burden Disease di Indonesia, penyakit tidak menular (PTM) menjadi faktor risiko terbesar yang dapat menyebabkan kematian. Dalam laporan keuangan jaminan kesehatan nasional (JKN) yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan, pelayanan PTM memiliki pengeluaran biaya kesehatan paling besar. Adapun kasus dari PTM yang berbiaya katastropik yakni jantung, kanker, stroke, dan uronefrologi/gagal ginjal (BPJS Kesehatan, 2022).

Gambar 1. Biaya Pelayanan Kesehatan JKN untuk Kasus Kanker, Jantung, Stroke dan Uronefrologi

Sumber: BPJS Kesehatan, 2022.

Gambar 1 diatas menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan melalui JKN-BPJS Kesehatan pada 2022 telah menghabiskan biaya sebanyak Rp 2 miliar – Rp 12 miliar. Pelayanan jantung menjadi kasus yang paling tinggi memanfaatkan biaya kesehatan dari JKN-BPJS Kesehatan, mencapai Rp 12,144 miliar. Pembiayaan terbanyak kedua dari kasus kanker yang mencapai Rp 4,501 miliar, diikuti pula dengan stroke mencapai Rp 3.235 miliar dan uronefrologi mencapai Rp 2,156 miliar. Tingginya pembiayaan layanan KJSU melalui JKN-BPJS Kesehatan juga sejalan dengan jumlah kasus pada 2022 yang tinggi. Berdasarkan dari BPJS Kesehatan 2022, jumlah kasus penyakit jantung yang dibiayai dengan JKN sebanyak 15 juta kasus, penyakit kanker sebanyak 3 juta kasus, penyakit stroke sebanyak 2 juta kasus dan uronefrologi sebanyak 1 juta kasus. Tinggi beban pembiayaan dan jumlah kasus dari KJSU ini menunjukan bahwa dibutuhkan strategi kebijakan penanggulangan yang berkualitas dan merata melalui transformasi kesehatan.

Untuk itu, Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) dengan dukungan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada pada 2024 kembali menyelenggarakan Forum Nasional (Fornas) dengan tema “Transformasi Kesehatan untuk Meningkatkan Layanan Kanker, Jantung, Stroke dan Uronefrologi (KSJU) yang Berkualitas dan Ekuitas dalam Mencapai Indonesia Emas 2045”. Tema tahun ini ditetapkan sebagai upaya JKKI dan PKMK mendukung pelaksanaan transformasi kesehatan dalam menanggulangi penyakit tidak menular (PTM) yang terdiri dari kanker, jantung, stroke dan urologi (KJSU).

  Tujuan Kegiatan

  1. Membahas pelayanan kanker, jantung, stroke dan uronefrologi (KSJU) di tingkat daerah dan nasional dalam proses transformasi kesehatan
  2. Membahas strategi kebijakan kesehatan yang berkualitas dan ekuitas untuk melaksanakan transformasi sistem kesehatan dalam menuju Indonesia Emas 2045
  3. Memperkuat jejaring kebijakan kesehatan dari berbagai perguruan tinggi untuk mendukung transformasi kesehatan

  Target peserta

  1. Akademisi (Dosen dan Mahasiswa)
  2. Peneliti dan konsultan bidang kesehatan
  3. Organisasi profesi
  4. Pengambil keputusan (Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, BPJS Kesehatan dan organisasi pemerintah terkait lainnya)
  5. Fasilitas pelayanan kesehatan
  6. Pemangku kepentingan terkait lainnya

  Waktu Kegiatan

Hari, tanggal : Senin, 14 Oktober 2024
Pukul : 09.00 – 11.30 WIB
Tempat : Auditorium Tahir FK-KMK UGM

ID : 834 3150 0367   |   Passcode : fornasjkki

  Rundown Kegiatan

Waktu asd

Kegiatan

09.30 – 10.00 WIB

Registrasi peserta

10.00 – 10.05 WIB

  • Menyanyikan Lagu Indonesia Raya (hanya untuk hari pembukaan)
  • Berdoa menurut kepercayaan masing-masing (hanya untuk hari pembukaan)

10.05 – 10.10 WIB

Sambutan untuk Fornas XIV
Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH – Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, UGM

10.10 – 10.20 WIB

Pembukaan Fornas XIV:
Transformasi Kesehatan untuk Meningkatkan Layanan Kanker, Jantung, Stroke dan Uronefrologi dalam Mencapai Tujuan UU Kesehatan, PP Kesehatan dan Indonesia Emas 2045

Pembicara:
Prof dr. Laksono Trisnantoro MSc, Ph.D – Ketua Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI)

10.20 – 10.30 WIB

Keynote Speech:
Arah Kebijakan Transformasi Sistem Kesehatan untuk Peningkatan Pelayanan Kanker, Jantung, Stroke dan Uronefrologi (KJSU)

Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D.
(Wakil Menteri, Kementerian Kesehatan)

10.30 – 10.45 WIB

Situasi Penyakit Kanker, Jantung, Stroke dan Uronefrologi (KJSU) di Indonesia

  1. Angka prevalensi KJSU berdasarkan SKI 2023
  2. Jumlah peserta JKN yang mengakses pelayanan KJSU berdasarkan segmen, regional dan provinsi berdasarkan data sampel BPJS Kesehatan 2022
  3. Tantangan yang penyediaan layanan KJSU

Peneliti PKMK FK-KMK Universitas Gadjah Mada*
(Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular)

10.45 – 11.00 WIB

Pemetaan UU Kesehatan dan PP Kesehatan untuk Peningkatan Pelayanan KJSU

  1. Pasal atau ayat dari UU Kesehatan untuk memperkuat layanan KJSU
  2. Pasal atau ayat dari PP Kesehatan untuk memperkuat layanan KJSU

Dr. Rimawati, S.H., M.Hum
(Dosen Fakultas Hukum (Hukum Kesehatan), Universitas Gadjah Mada)

11.00 – 11.30 WIB

Pembahasan
Strategi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Perguruan Tinggi Lokal dalam Peningkatan Layanan KJSU

  1. Direktorat  Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Dirjen P2P, Kementerian Kesehatan
  2. Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta
  3. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur

11.30 – 12.00 WIB

Diskusi – Tanya-Jawab

12.00 – 12.10 WIB

Penutupan

 

  Narahubung

Konten : Monita Destiwi