PENGANTAR

Pandemi COVID-19 telah berlangsung lebih dari satu tahun dan menyebabkan dampak yang sangat besar terhadap semua sistem kehidupan, terutama kesehatan. Baik dampak secara langsung seperti tingginya angka kematian dan kesakitan akibat COVID-19, maupun dampak tidak langsung seperti guncangan ekonomi, lingkungan, sosial, dan sistem kesehatan. Dampak pandemi dalam sistem kesehatan memiliki lingkup yang luas dan bervariasi seperti telihat dalam gambar 1. Pandemi berpengaruh pada pemberian pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat memperburuk kondisi penyakit di masyarakat.

Beyond COVID-19: A Whole of Health Look at Impacts During the Pandemic Response, sumber http://www.jstor.org/stable/resrep29614

Gambar 1. Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Sistem Kesehatan

Dalam menghadapi bencana pandemi ini, sangat diperlukan adanya ketahanan sistem kesehatan (health system resilience). Ketahanan sistem kesehatan merupakan kemampuan untuk mempersiapkan, mengelola (menyerap, beradaptasi dan mengubah), serta belajar dari guncangan. Guncangan di sini adalah perubahan mendadak dan ekstrim yang berdampak pada sistem kesehatan, seperti pandemi COVID-19. Hal ini berbeda dari tekanan sistem kesehatan yang dapat diprediksi dan terjadi terus menerus, seperti penyakit akibat penuaan pada populasi lansia.

Pada tahun 2020, dilaksanakan suatu kajian elektronik monitoring dan evaluasi (e-monev) pemulihan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dari dampak pandemi COVID-19. Kegiatan tersebut dilaksanakan atas kerjasama Direktorat Kesehatan Keluarga, Kementerian Kesehatan dan PKMK FK-KMK UGM yang melibatkan 13 perguruan tinggi mitra untuk mendampingi 120 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kegiatan e-monev merupakan inovasi monitoring untuk mengetahui bagaimana dampak pandemi COVID-19 terhadap 8 indikator program KIA dan KB meliputi kunjungan pertama ibu hamil (K1), kunjungan keempat ibu hamil (K4), persalinan di fasilitas kesehatan, kunjungan Neonatal (KN) Lengkap, pemantauan tumbuh kembang balita (SDIDTK), pelayanan imunisasi dasar lengkap, kematian ibu, dan program KB. Berdasarkan kegiatan ini, Cakupan K4 merupakan indikator paling terdampak pandemi COVID-19 yaitu sebanyak 76 persen kabupaten/kota. Program KB adalah indikator dengan jumlah data paling sedikit terdampak yaitu 21 persen. Di beberapa daerah juga melaporkan adanya kenaikan angka kematian ibu dan bayi. Pelaksanaan Posyandu di beberapa daerah masih mengalami penutupan hingga saat ini. Selain Posyandu yang tutup, pembatasan jam pelayanan di fasilitas kesehatan berakibat pelayanan KIA tidak dapat terlaksana dengan optimal.

Hal lain yang menyebabkan cakupan indikator mengalami penurunan adalah karena keengganan masyarakat untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan. Kekhawatiran akan tertular virus COVID-19 membuat ibu hamil menunda untuk memeriksakan kesehatannya. Selain itu, kekhawatiran tenaga kesehatan akan tertular dari pasien juga memberikan dampak terhadap pelaksanaan pelayanan KIA sehingga diperlukan kegiatan pemulihan akibat Pandemik COVID-19 yang sistematis. Padahal dalam situasi normal saja, pelayanan KIA di Indonesia masih menjadi tantangan yang besar dan sekarang diperberat dengan adanya COVID-19. Hal ini menyebabkan adanya batasan dalam hal akses dan kualitas layanan. Sehingga dikhawatirkan, terjadi peningkatan morbiditas dan mortalitas Ibu dan anak dan penurunan cakupan pelayanan KIA, KB, dan gizi.

Keadaan tersebut meningkatkan urgensi untuk dilakukan upaya pembangunan kapasitas-kapasitas tertentu untuk mencapai sistem kesehatan yang kuat (resilient). Misalnya, surge capacity dan rencana pemulihan pasca pandemi di level fasilitas kesehatan dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan dalam merespon pandemi di level pemerintah. Meskipun saat ini pandemi masih berlangsung dan belum diketahui kapan masuk ke fase pemulihan, namun ketahanan kesehatan perlu terus dipersiapkan dan ditingkatkan melalui penguatan pilar-pilar sistem kesehatan nasional (health system strengthening) agar tercapai ketahanan (resilient) dalam sistem kesehatan.

Berdasarkan kebutuhan di atas, Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (Fornas JKKI) tahun 2021 mengangkat tema tentang health resilience dengan salah satu sub temanya yaitu “Ketahanan Layanan KIA: Tantangan dan Peluang Pelayanan KIA di Masa Pandemi COVID-19”.

  TUJUAN

  1. Mengetahui dampak pandemi COVID-19 pada pelayanan KIA
  2. Mengoptimalkan upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di masa pandemi COVID-19
  3. Merencanakan strategi pemulihan pelayanan KIA
  4. Mendapatkan rekomendasi kebijakan terkait pemulihan pelayanan KIA

  PESERTA

  1. Pengambil kebijakan kesehatan di Indonesia
  2. Pengelola sarana pelayanan kesehatan: pimpinan atau staf Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik Pemerintah maupun Swasta, Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL) milik Pemerintah maupun Swasta, Pimpinan Balai Kesehatan, dan Pimpinan sarana pelayanan kesehatan lainya.
  3. Pelaku Pelayanan Kesehatan yang terdiri atas: Organisasi Profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), Lembaga asuransi/Pembiayaan Kesehatan (BPJS Kesehatan, Jamkesda, Asuransi Kesehatan Swasta), Lembaga Sertifikasi/Akreditasi (KARS, KALK, ISO, MenPAN, Badan Mutu, dan sebagainya), LSM Bidang Kesehatan,
  4. Akademisi dan Konsultan: dosen dan peneliti di perguruan tinggi, peneliti, konsultan dan sebagainya.
  5. Mahasiswa : S1, S2 dan S3 dari berbagai lintas ilmu

  PELAKSANAAN

Hari, tanggal       : Senin, 18 Oktober 2021
Pukul                   : 10.00 – 12.45 WIB

  AGENDA

REPORTASE KEGIATAN

Waktu (WIB) Kegiatan
10.00 – 10.05 WIB Pengantar oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD

MATERI    VIDEO

10.05 – 10.15 WIB Pemaparan singkat tentang analisis hasil e-monev KIA tahun 2020 oleh Monita Destiwi

MATERI    VIDEO

10.15 – 11.10 WIB Tantangan pelayanan kesehatan anak di masa pandemi COVID-19 – dr. Mei Neni Sitaresmi, Ph.D, Sp.A (K)

MATERI    VIDEO

Tantangan pelayanan kesehatan ibu di masa pandemi COVID-19 – Dr. dr. Eugenius Phyowai Ganap, SpOG(K)

MATERI    VIDEO

Upaya menjamin keberlangsungan pelayanan KIA selama pandemi dan prediksi pasca pandemic –
dr Nida Rohmawati, MPH (Direktorat Kesga, Kemkes RI )

MATERI    VIDEO

11.10 – 11.50 WIB Pembahas: Prof. DR. Dr. Budi Wiweko, SpOG (K), MPH – POGI

VIDEO

Pembahasan terkait situasi KIA di beberapa wilayah:

Universitas Jember – Yennike Tri Herawati, S.KM., M.Kes

MATERI    VIDEO

Universitas Hasanuddin – Rini Anggraini, S.KM., M.Kes

MATERI    VIDEO

11.50 – 12.15 WIB Sesi 3 Diskusi

VIDEO

12.15 – 12.20 WIB Pembukaan presentasi policy brief
12.20 – 12.45 WIB Sesi 4 Presentasi policy brief  terkait KIA

Fotarisman Zaluchu, SKM, MPH, Ph.D – Covid 19 bukan hanya pandemi, tapi bencana pada perempuan

VIDEO

Tuty Ernawati, SKM, M.Kes – Peran pemerintah daerah, Stakeholder dalam menurunkan kematian ibu dan anak melalui puskesmas mampu PONED di kabupaten Solok

VIDEO

Ni Wayan Sri Widyantari, SKM – Online antenatal care dan pendemi covid19

VIDEO

Sunaryo, SKM, MSc – Pendampingan satu Biyung satu Kader (Sabu Saka) untuk peningkatan status kesehatan ibu hamil

VIDEO

Hesty Tumangke, SKM, MPH – VCT pada ibu hamil di kabupaten Jayapura

VIDEO

12.45 – 12.55 WIB Diskusi terkait policy brief 

VIDEO

12.55 – 13.00 WIB Penutup

 

  NARAHUBUNG

Monita Destiwi
HP: +6285643450802
Email: monitadestiwi@gmail.com
Widy Hidayah
HP: +6282122637003
Email: widy.arini@ymail.com