Sesi Sambutan

JKKI – Yogyakarta. Topik 1 pada Forum Nasional JKKI XIII kali ini mengangkat tema strategi implementasi transformasi sistem kesehatan setelah penerapan Undang-Undang (UU) Kesehatan, khususnya pada koordinasi dan sinkronisasi multipihak dalam penerapan Diabetes Melitus (DM) di kota Balikpapan. Diharapkan dengan adanya kelompok pemerintah dan kelompok non pemerintah, baik dari swasta dan kelompok masyarakat di Balikpapan dapat saling mendukung satu sama lain dalam mencegah dan menangani permasalahan DM.  Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH selaku Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM memberikan sambutan pada Forum Nasional JKKI XIII menyampaikan bahwa pesatnya laju penyakit diabetes, menjadi tantangan di berbagai negara di dunia. Kota Balikpapan telah berupaya dalam kontribusi nyata menangani angka kesakitan dan angka kematian akibat diabetes dengan menggerakkan aksi sosial yang disebut gerakan sosial. Gerakan sosial ini terbentuk dari struktur informal di kota Balikpapan yang menunjukkan adanya tekad dan kolaborasi bersama dalam penanganan diabetes. Integrasi multipihak dalam penanganan diabetes bertujuan untuk meningkatkan efektivitas program penanganan dan ini upaya yang baik untuk pembelajaran bersama sebagai upaya berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk kita semua.

VIDEO

Sesi Pembukaan

Forum Nasional JKKI XIII hari pertama dibuka oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, Ph.D selaku Staf Khusus Menteri Kesehatan sekaligus Ketua Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia yang menyampaikan bahwa diabetes melitus menjadi salah satu masalah kesehatan global dan memberikan beban berat pada kesehatan masyarakat serta pembangunan sosial ekonomi. Di sisi lain, individu dengan diabetes memiliki risiko 2-3 kali lipat dari semua penyebab kematian. Sedangkan kondisi penderita DM di kota Balikpapan meningkat tiap tahunnya sejalan dengan beban penyakit akibat diabetes sehingga kota Balikpapan melakukan pemetaan organisasi, koordinasi dan sinkronisasi perencanaan kegiatan memastikan layanan DM dari berbagai pihak jenis lembaga/ organisasi dari hulu hingga hilir untuk saling mendukung satu sama lain dalam mencegah dan menangani permasalahan DM.

Bila melihat di kota Balikpapan, kelompok pemerintah dan kelompok non pemerintah, baik dari swasta dan kelompok masyarakat di kota Balikpapan telah memulai sebuah gerakan bersama untuk saling mendukung satu sama lain dalam mencegah dan menangani permasalahan DM.

VIDEO   MATERI

Keynote Speech

Prof. dr. Dante Saksono Herbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D selaku Wakil Menteri Kesehatan memberikan keynote speech bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 28H ayat (1) yang berbunyi “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan” dan pasal 34 ayat (3) yang berbunyi “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Selain itu, adanya UU Kesehatan baru mendukung 6 pilar transformasi sistem kesehatan Indonesia. Pilar tersebut adalah transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan ksehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.

VIDEO   MATERI

Sesi Pemaparan

Narasumber pertama, dr. Andi Sri Juliarty R. M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur menyatakan bahwa penanganan DM di Kota Balikpapan merupakan turunan produk dalam penguatan sistem kesehatan daerah. Secara global, diabetes kasusnya semakin meningkat dan Indonesia menempati peringkat keenam. Diabetes juga biasa disebut Mother of Disease dan diabetes menyebabkan angka harapan hidup seseorang menjadi berkurang sebesar 10-20 tahun. Atas dasar ini, Pemerintah Kota Balikpapan berkolaborasi dan sinergi di setiap pemangku kebijakan untuk mencegah dan mengendalikan DM dengan inovasi BAHIMAT. BAHIMAT adalah sebuah inovasi Balikpapan Hidup Manis Tanpa Gula dengan mengendalikan kasus, sinergi kolaborasi, deteksi dini, serta menjalankan pola hidup dan pola makan sehat.

VIDEO   MATERI

 

Narasumber kedua, dr. Lukman Hatta Sunaryo, Sp.PD, Sp.KL, FINASIM selaku Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Cabang Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur menyatakan bahwa PERSADIA sebuah perkumpulan kesehatan dalam diabetes melitus yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya para diabetisi melalui upaya promotif, preventif, dan kuratif serta kemandirian para diabetisi agar hidup sehat bersama diabetes. Perkumpulan ini berisi para diabetisi, tenaga kesehatan lain, simpatisan dan para tenaga professional lain terkait pelayanan diabetes untuk bekerja sama untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi para diabetisi. Di sisi lain, PERSADIA juga melakukan penyebaran informasi kepada masyarakat mengenai diabetes, menunjang upaya peningkatan pelayanan kesehatan diabetes, pencegahan, diagnosis dini dan kemandirian para diabetisi. PERSADIA Cabang Kota Balikpapan telah memiliki kegiatan rutin pada hari minggu ketiga setiap bulan dengan melibatkan partisipasi aktif dan mendapat dukungan para mitra yaitu rumah sakit, mall, rumah jabatan walikota dan kantor walikota Balikpapan sebagai tempat kegiatan secara bergantian.

VIDEO   MATERI

 

Narasumber ketiga, dr. Bagas Suryo Bintoro, Ph.D selaku Tim Konsultan DM Kota Balikpapan menyatakan bahwa penderita diabetes tipe 2  banyak terjadi di negara berpenghasilan menengah ke bawah dengan penderita dewasa diabetes tipe 2 berjumlah 463 juta penduduk dan 80% diantaranya berasal dari negara berpenghasilan menengah ke bawah. Di sisi lain, persentase populasi diabetes lebih cepat meningkat di negara berpenghasilan menengah ke bawah dan negara berpenghasilan menengah ke bawah sulit untuk memenuhi kualitas perawatan yang diperlukan sehingga peningkatan kualitas layanan kesehatan di negara berpenghasilan menengah ke bawah menjadi prioritas kesehatan global yang mendesak. Saat ini kemajuan media digital dapat memaksimalkan upaya promosi kesehatan yang efektif namun perlu dibarengi dengan penggunaan media tradisional sehingga didapatkan pendekatan promosi kesehatan yang komprehensif.

VIDEO   MATERI

Sesi Pembahas

Terdapat pembahas yang telah hadir pada forum nasional JKKI kali ini yakni pembahas pertama, dr. Esti Widiastuti, MScPH selaku Ketua Tim Kerja DMGM Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa strategi pengendalian DM yakni akselerasi deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu dan di FKTP, penguatan intervensi modifikasi perilaku berisiko melalui edukasi di Posbindu PTM dan FKTP, peningikatan pencegahan dan deteksi dini komplikasi, peningkatan pemantauan pengobatan dengan pemeriksaan HbA1C dan deteksi dini komplikasi, serta penguatan penatalaksanaan dan pengobatan DM sesuai standar di FKTP/ FKRTL. Oleh karena itu, diabetes dapat dicegah dengan pencegahan pada faktor risiko melalui perubahan perilaku dan gaya hidup. Selain itu, dibutuhkan peran lintas ektor diluar bidang kesehatan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat.

VIDEO

Pembahas kedua, dr. Ari Dwi Aryani, MKM, AAK selaku Deputi Direksi Bidang Kesehatan Penjaminan Manfaat, BPJS Kesehatan menyampaikan bahwa tatalaksana DM dalam JKN menggunakan kerangka pelayanan kesehatan dasar dari World Health Organization yakni dalam mendukung tatalaksana DM perlu ada kebijakan dan aksi dari multisektoral, pelayanan kesehatan dalam UHC, pemberdayaan masyarakat, dan kolaborasi antar pemangku kepentingan. Berdasarkan data BPJS dari Januari sampai dengan Juli 2023 mengalami peningkatan setiap bulannya sebesar 7,8 juta kasus DM baik di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) dengan total pembiayaan lebih dari 4,6 triliun rupiah. Sedangkan kasus DM di Kota Balikpapan cenderung meningkat sebesar 55 ribu kasus DM antara bulan Januari hingga Juli 2023 baik di FKTP maupun FKRTL dengan total pembiayaan lebih dari 44,4 miliar rupiah.

VIDEO

Di akhir sesi, terdapat pertanyaan dari peserta, “Bagaimana pemerintah daerah dapat memastikan sinergi yang efektif antara sektor kesehatan, pendidikan dan industri dalam mengatasi diabetes melitus dan apa langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk mencapai hal ini?”. Andi menjawab, “Kami di Balikpapan untuk mensinergikan dan mengkolaborasikan seluruh pihak, Kami selalu berusaha membangun sistem ya membangun sistem yang dilindungi oleh payung regulasi oleh karena itulah kami kemarin tahun lalu mengawalinya dengan membangun sistem kesehatan daerah dalam bentuk Perda, kemudian peraturan turunannya dalam bentuk Perwali karena kami merasa lebih mudah lebih aman untuk menggerakkan seluruh sumber daya jika memang ada payung sistem dan regulasinya”.

Sebelum menutup kegiatan hari pertama Forum Nasional JKKI XIII, Laksono Trisnantoro menyampaikan penutup pertemuan bahwa langkah selanjutnya bagaimana menggabungkan kedua cara skrining dari BPJS yang menggunakan pendekatan faktor risiko dan hasil skrining tersebut berupa risiko tinggi dan rendah. Sedangkan skrining dari Dinas Kesehatan menggunakan pemeriksaan darah at random dan hasilnya yakni sehat, pre-DM, dan DM agar masyarakat tidak bingung dari kedua skrining tersebut, termasuk dengan penguatan gerakan sosial DM sebagai sebuah struktur informal untuk mengatasi dan menangani masalah DM. Pembahasan gerakan sosial DM akan dibahas pada 27 September 2023 atau sesi penutupan forum nasional JKKI XIII.

VIDEO   MATERI

 

Reporter: Agus Salim, MPH (Divisi Public Health, PKMK UGM)