PENDAHULUAN
Sistem kesehatan yang kuat (Resilience) adalah yang mampu melakukan upaya pencegahan, kesiapsiagaan, beradaptasi, melakukan respons, serta mampu kembali bangkit/pulih dalam menghadapi berbagai macam ancaman baik bencana alam, non alam seperti pandemi, krisis dan kedaruratan kesehatan masyarakat serta ancaman global lainnya (WHO, 2021). Namun, sistem kesehatan Indonesia yang dalam situasi normal saja cukup kewalahan dalam menghadapi tantangan layanan kesehatan masyarakat yang merata, harus menerima fakta digoncang hebat oleh bencana pandemi COVID-19 pada awal tahun 2020 hingga saat ini. Dibeberapa daerah Indonesia lainnya bahkan harus berjuang untuk merespons bencana alam ditengah bencana non alam, COVID-19. Ketahanan sistem kesehatan nasional dan daerah (SKN dan SKD) benar – benar diuji oleh penanganan COVID-19.
Ketahanan kesehatan menjadi sangat penting dalam menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang. Sistem kesehatan yang kuat sangat dibutuhkan untuk mewujud dalam keamanan kesehatan (health Security) baik kontribusi di tingkat global, regional, nasional dan sub nasional. Sulawesi Selatan salah satu provinsi di Indonesia yang mewakili daerah dengan kerentanan bencana alam, ancaman kedaruratan kesehatan masyarakat dampak aktivitas transportasi, dan daerah yang terpilih untuk pengembangan kapasitas Public Health Emergency Operation Center/ PHEOC di daerah oleh PKMK FK – KMK UGM dan CDC sehingga menarik untuk melihat perkembangan upaya ketahanan kesehatan di sub nasional.
Melalui Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia XI (Fornas JKKI 2021), integrasi konsep ketahanan (resilience) dan keamanan (security) kesehatan akan dibahas selama dua hari. Dimulai sejak 12 Oktober 2021 yang membahas mengenai Health Security dan 14 Oktober 2021 membahas tentang ketahanan sistem kesehatan dan pengembangannya untuk rekomendasi sistem kesehatan nasional kedepannya yang kuat dan tahan untuk menghadapi semua ancaman (all hazard). Harapannya seminar ini akan menghasilkan satu pembelajaran dan praktik rekomendasi untuk meningkatkan ketahanan kesehatan ke depannya.
TUJUAN
Tujuan seminar ini adalah untuk mendiskusikan integrasi keamanan dan ketahanan sistem kesehatan ke depannya.
PROSES KEGIATAN
Kegiatan ini berlangsung dalam dua jam kegiatan, dimana narasumber akan menyampaikan paparan konsep, kemudian pembahas memberikan tanggapan, dan dilanjutkan dengan tanggapan umum dari seluruh peserta. Terakhir, steering person akan menyimpulkan poin penting untuk rekomendasi selanjutnya.
PESERTA
Seminar ini terbuka untuk umum. Diharapkan stakeholder pusat dan daerah, pemerhati dan peneliti bidang bencana dan krisis kesehatan, epidemiolog, global health security, ketahanan kesehatan, sistem kesehatan indonesia, serta praktisi dan mahasiswa pasca sarjana kesehatan dapat terlibat dalam kegiatan ini.
OUTPUT KEGIATAN
Peserta memahami integrasi konsep ketahanan (resilience) dan keamanan (security) kesehatan untuk sistem kesehatan nasional yang tahan dan kuat dalam menghadapi berbagai ancaman di segala situasi kedepannya. Kemudian dari hasil diskusi seminar ada pembelajaran dan praktik rekomendasi yang mendukung peningkatan kebijakan ketahanan kesehatan ke depannya.
WAKTU PELAKSANAAN
Hari, tanggal : Kamis, 14 Oktober 2021
Waktu : 08.30 – 12.00 WIB
AGENDA
PRESENTASI POLICY BRIEF | ||
Waktu | Materi / Kegiatan | Narasumber/Moderator |
08.30 – 08.35 WIB | Pengantar | Moderator : Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt |
08.35 – 08.40 WIB | Calling Penulis Policy Brief | Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt |
08.40 – 08.45 WIB | Pemutaran Video Presentasi Policy Brief 1 “Perlindungan Hukum Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bagi Tenaga Medis dan Kesehatan di Masa Pandemi COVID-19” |
Penulis : Dr. Abu Khoiri, S.KM, M.Kes |
08.45 – 08.50 WIB | Pemutaran Video Presentasi Policy Brief 2 Aspek Etika dan Medikolegal dalam Regulasi Pandemi COVID-19 di Indonesia : Restorative atau Total Imunitas” |
Penulis : dr Fiska Tria Gusana |
08.50 – 08.55 WIB | Pemutaran Video Presentasi Policy Brief 3 ” Ancaman Beban Kesehatan Jiwa Pada Masa Pandemi COVID-19 di Provinsi Bali” |
Penulis : Putu Teguh Surya Pratama, S.KM |
08.55 – 09.25 WIB | Reviewer Policy Brief: Rimawati, S.H., M.Hum. | |
09.25 – 09.30 WIB | Penutup | Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt |
Sub Seminar “Penguatan Sistem Kesehatan Nasional | ||
Waktu | Materi / Kegiatan | Narasumber/Moderator |
10.00 – 10.05 WIB | Pembukaan | Moderator |
10.05 – 10.10 WIB | Catatan Pertemuan 1: Health Security (Topik 1, 12 Oktober 2021) | Steering person |
10.10 – 10.20 WIB | Dr. H. Muhammadong, SKM, M.Kes – Pembelajaran: Pengembangan Public Health Emergency Operation Center (PHEOC) di daerah | Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan |
10.20 – 10.30 WIB | dr. Bella Dona, M.Kes – Rekomendasi: Integrasi Manajemen Pengurangan Risiko Bencana Kesehatan untuk Ketahanan Sistem Kesehatan | PKMK FK – KMK UGM |
10.30 – 10.40 WIB | dr. Yodi mahendradhata, MSc, Ph.D, FRSPH – Konsep Health System for Health Security | Departemen Health Policy and Management, FK-KMK UGM |
10.40 – 11.30 WIB | Dr. dr. Eka Jusup Singka, M.Sc – Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Nani Rohani, SKM, MARS – Asisten Deputi Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Kemenko PMK DR. dr. Rr. Brian Sri Prahastuti, MPH – Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Kementerian PPN/Bappenas Edy Purwanto, SKM, MEpid – Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan |
|
11.30 – 11.45 WIB | VIDEO DISKUSI | Moderator |
11.45 – 11.55 WIB | Catatan pertemuan | Steering person |
11.55 – 12.00 WIB | Penutupan | Moderator |